PESAWAT SINAR X
12.06
By
Unknown
pesawat sina x
0
komentar
Seperti yang sudah saya janjikan
sebelumnya, kita akan membahas alat-alat / instrumen yang bisa dipakai
pada dunia medis. Sekarang yang akan dibahas duluan adalah tentang
pesawat sinar-X. Sebelum membahas lebih jauh tentang pesawat sinar-X,
terlebih dulu kita harus tau asal usul dari sinar-X itu sendiri. Kita
mulai aja ya.....
Asal usul penemuan sinar-X
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen,
Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas
Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung
sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak
terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar.
Lalu ia membuat ruang penelitian
menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati
sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja
mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung,
pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung,
pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi
baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan
membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X
yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.
Sinar-X atau sinar Röntgen
adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan
frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan
dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah
bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Source : Wikipedia
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian
melakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu
juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah
sifat-sifat sinar-X:
- Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
- Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
- Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
- Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
- Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi.Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.
- Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).
Laporan pertama Roentgen mengenai
sinar-X dimuat pada halaman 132-141 laporan Asosiasi Fisika Medik
Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen
dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh
medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar
katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena interferensi dan
difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan
teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori
partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang
dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu
teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912,
fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan
kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang
elektromagnetik. Tahun 1922 Compton menemukan efek Compton berdasarkan
penelitian hamburan Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat
memastikan bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme
gelombang dan materi (partikel).
Terbentuknya Sinar-X pada Pesawat Sinar-X
Untuk keperluan
diagnostik sendiri, citra (image) sinar-X diperoleh pada permukaan film
fotografi. Citra terbentuk karena terjadi perbedaan intensitas sinar-X
yang datang (sampai) ke film setelah di’lewat’kan melalui bagian tubuh
yang difoto. Bagian tubuh yang lebih rapat dan mengandung unsur kimia
tertentu dapat bereaksi dengan sinar-X dan menyebabkan kuantitas sinar-X
yang sampai ke film menjadi berkurang. Contoh kasusnya adalah pada
pemotretan organ tulang. Tulang mengadung banyak unsur kimia kalsium
(Ca) dan unsur kalsium menyerap banyak partikel sinar-X sehingga
menyebabkan berkurangnya sinar-X yang tiba di film pada daerah yg
terhalangi tulang tersebut. Hasilnya adalah citra berwarna putih sebagai
gambaran tulang pada film, sedangkan organ lainnya akan dilewatkan
begitu saja dan menghitamkan film.
Sebuah foto sinar-X (radiograf) diambil oleh Rontgen |
Pada aplikasinya, penciptaan
sinar-X tak lagi mengandalkan mekanisme tabung Crookes, melakinkan
dengan menggunakan pesawat sinar-X modern. Pesawat sinar-X modern pada
dasarnya membangkitkan sinar-X dengan mem’bombardir’ target logam
dengan elektron berkecepatan tinggi. Elektron yang berkecepatan tinggi
tentunya memiliki energi yang tinggi, dan karenanya mampu menembus
elektron-elektron orbital luar pada materi target hingga menumbuk
elektron orbital pada kulit K (terdekat dengan inti).
Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada tempatnya semula. Hole
yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar dan
proses itu melibatkan pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari
elektron pengisi tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian
disebut sinar-X, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-X melalui
mekanisme tersebut disebut mekanisme sinar-X karakteristik.
Adapun
mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami
oleh elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas
konsekuensi dari interaksi Coulomb antara inti atom target dengan
elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan
karenanya memerlukan emisi energi berupa foton. Mekanisme ini disebut
Bremsstrahlung (bahasa Jerman dari ‘radiasi pengereman’).
Ilustrasi proses terbentuknya sinar-X baik Bremsstrahlung maupun sinar-X karakteristik |
Selanjutnya, pesawat sinar-X modern memanfaatkan kedua kemungkinan di atas untuk memungkinkan produksi sinar-X.
Ilustrasi cara kerja pesawat sinar-X |
Seperti terlihat pada gambar
ilustrasi, beda potensial antara anoda dan katoda dibuat sedemikian
rupa sehingga mencapai angka yang cukup untuk membuat elektron melompat
dengan kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya 1000
Volt). Setelah elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen
pada anoda, terjadilah sinar-X yang terjadi dengan mekanisme sinar-X
karakteristik ataupun Bremsstrahlung.
Gambar Pesawat Sinar-X |
Contoh gambar organ dalam ketika difoto dengan sinar-X |
Untuk lebih jelasnya tentang cara kerja pesawat sinar-X, Anda bisa melihatnya pada video dibawah
0 komentar: